Meski Toyota sudah menghadirkan Kijang Innova Zenix dengan teknologi hybrid, pamor Innova Reborn Diesel ternyata belum surut.
Penjualannya masih bersaing ketat bahkan menyalip Zenix di beberapa bulan terakhir.
Data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan Toyota Kijang Innova Reborn masih sangat kuat hingga kuartal ketiga 2025.
Namun, di tengah populernya varian diesel ini, masih banyak pengguna yang nekat memberi “minum” Bio Solar. Padahal, bahan bakar ini tidak cocok untuk mesin diesel modern seperti milik Reborn.
Kenapa Innova Reborn Diesel Masih Diminati
Ada sejumlah alasan mengapa Reborn Diesel tetap laku keras meski usianya sudah tak muda.
Pertama, tenaga dan torsi besar dari mesin 2.393 cc 2GD-FTV membuat mobil ini tangguh untuk berbagai medan. Tenaga 149 PS dan torsi 342,2 Nm membuatnya disukai pengguna di daerah berbukit maupun untuk kebutuhan angkut berat.
Kedua, efisiensi bahan bakar. Mesin diesel dikenal hemat untuk perjalanan jauh atau beban berat, sehingga dipilih oleh pengguna travel, rental, maupun perusahaan operasional.
Ketiga, daya tahan dan jaringan servis luas. Reborn Diesel dikenal bandel, serta didukung bengkel resmi Toyota yang tersebar hingga pelosok daerah.
Selain itu, selisih harga dan pilihan transmisi manual/otomatis membuat banyak konsumen tetap memilih varian ini.
Bio Solar Tidak Disarankan untuk Innova Reborn Diesel
Meski tangguh, mesin Innova Reborn Diesel tergolong modern. Sejak 2022, Toyota sudah memproduksi varian diesel berstandar Euro 4 untuk menekan emisi karbon.
Artinya, mobil ini membutuhkan bahan bakar dengan kualitas tinggi, seperti Pertamina Dex.
Menurut Paryudi, Technical Leader Nasmoco Bantul, Bio Solar mengandung zat nabati dan kotoran yang tinggi, terutama jika lama tidak dipakai.
“BBM yang lama tertampung di tangki bisa mengandung air akibat pengembunan, ini bikin masalah di sistem bahan bakar,” ujarnya dikutip dari kompas.com.
Bio Solar juga memiliki kandungan sulfur hingga 2.500 ppm, jauh lebih tinggi dari Pertamina Dex yang di bawah 50 ppm.
“Kandungan sulfur tinggi dapat mengotori injektor mesin diesel modern dan sistem penyaringan emisi. Akibatnya performa turun dan mesin berpotensi rusak,” lanjut Paryudi.
Selain itu, penggunaan Bio Solar yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan bisa membuat garansi resmi gugur.
“Biasanya saat pembelian unit diesel, konsumen menandatangani surat pernyataan. Jika menggunakan BBM di luar rekomendasi, garansi otomatis gugur,” jelasnya.
Jika Terpaksa Minum Bio Solar, Ini yang Harus Dilakukan
Dalam kondisi tertentu misalnya di daerah terpencil pemilik Innova Reborn Diesel kadang tidak punya pilihan lain selain memakai Bio Solar. Namun, ada beberapa langkah penting agar risiko kerusakan bisa diminimalkan.
1. Mobil harus sering digunakan
Jangan biarkan Bio Solar lama mengendap di tangki. Pastikan bahan bakar habis dalam waktu maksimal seminggu agar tidak terjadi pengendapan air atau kotoran.
2. Rutin ganti filter solar
Jika biasanya penggantian filter dilakukan tiap 30.000 km untuk BBM berkualitas, maka saat memakai Bio Solar disarankan setiap 5.000–10.000 km.
3. Lakukan turun tangki bila perlu
Bila filter cepat kotor atau mesin mulai tersendat, kemungkinan besar ada endapan air atau kotoran di tangki. Bersihkan secara menyeluruh agar injektor tidak rusak.
4. Gunakan BBM berkualitas saat tersedia
Segera isi dengan Pertamina Dex atau setara saat menemukannya di SPBU terdekat untuk menetralkan sisa Bio Solar dalam sistem bahan bakar.
5. Periksa injektor dan sistem emisi secara berkala
Pastikan tidak ada gejala tenaga berkurang, getaran, atau asap berlebih yang bisa menandakan gangguan akibat bahan bakar kotor.
Menurut Esa, Instruktur Nasmoco Solo Baru, Bio Solar bisa dipakai dalam keadaan darurat, tapi risikonya tinggi.
“Kalau memang terpaksa, lakukan perawatan lebih intens. Pastikan filter solar diganti lebih sering dan jangan biarkan bahan bakar mengendap di tangki,” ujarnya.
Hubungi hotline Nasmoco di 1500 858 untuk mendapatkan pelayanan yang mudah, lengkap, nyaman. (*)
